Postingan

Penjelasan tentang Tegangan Permukaan | Ilmu Sains

Gambar
Apabila sebuah silet diletakkan mendatar pada permukaan air dengan hati-hati, ternyata silet terapung. Padahal massa jenis silet lebih besar dari massa jenis air. Zat cair yang keluar dari suatu pipet bukan sebagai aliran tetapi sebagai tetesan. Demikian juga, nyamuk atau serangga dapat hinggap di permukaan air. Peristiwa-peristiwa tersebut berhubungan dengan gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair, atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain. Jika kita amati contoh-contoh di atas, ternyata permukaan air tertekan ke bawah karena berat silet atau nyamuk. Jadi, permukaan air tampak seperti kulit yang tegang. Sifat tegang permukaan air inilah yang disebut tegangan permukaan.  Tegangan permukaan zat cair dapat dijelaskan dengan memerhatikan gaya yang dialami oleh partikel zat cair. Jika dua partikel zat cair berdekatan akan terjadi gaya tarik-menarik. Anggang- anggang dapat hinggap di permukaan air karena adanya tegangan permukaan. Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel y

Materi Penjelasan tentang Teori kinetik Gas

Gambar
Sebagaimana telah diketahui bahwa gas terdiri dari partikel-partikel yang tersusun tidak teratur. Jarak antarpartikel relatif jauh sehingga gaya tarik antarpartikel sangat lemah. Partikel-partikel selalu bergerak dengan laju tinggi memenuhi tempatnya, sehingga pada saat terjadi tumbukan antarpartikel, gaya tarik tidak cukup kuat untuk menjaga partikel-partikelnya tetap dalam satu kesatuan. Teori kinetik muncul dengan anggapan bahwa partikel- partikel gas selalu bergerak terus-menerus.  Gas yang tersusun atas satu unsur atom disebut gas monoatomik. Semua unsur gas mulia (golongan VIII) merupakan gas monoatomik, yaitu helium (He), neon (Ne), radon (Rn), argon (Ar), kripton (Kr), dan xenon (Xe). Helium dengan Ar = 4, digunakan dalam kapal, balon udara, dan penyelam. Neon dengan Ar = 20, digunakan untuk papan reklame neon dan cahaya fluoresen. Radon dengan Ar = 222, terbentuk dari hasil peluruhan radioaktif radium. Argon dengan Ar = 40, digunakan pada bohlam listrik dan tabung fluoresen. K

Penjelasan mengenai Hukum-Hukum tentang Gas

Gambar
Pada pembahasan kali ini kita akan mempelajari Hukum-hukum yang berkaitan tentang Gas, diantara hukum-hukum tersabut adalah, Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum Gay Lussac, Hukum Boyle-Gay Lussac, Persamaan Umum Gas Ideal, untuk lebih jelasnya silahkan anda perhatikan penjelasan berikut: 1.  Hukum Boyle Volume gas dalam suatu ruang tertutup sangat bergantung pada tekanan dan suhunya. Apabila suhu dijaga konstan, maka tekanan yang diberikan akan memperkecil volumenya. Hubungan, tersebut dikenal dengan Hukum Boyle yang dapat dinyatakan berikut ini.  “Apabila suhu gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya”.  Secara sistematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan: P ∞ 1/V, untuk P.V = konstan atau: P 1 .V 1 = P 2 .V 2 (1) dengan: P 1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m 2 ) V 1 = volume gas pada keadaan 1 (m 3 ) P 2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m 2 ) V 2 = volume gas pada keadaan 2 (m 3 ) Persamaan (1) menyatakan bahwa pad

Pengertian Termodinamika | Ilmu Sains

Gambar
Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu. Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum I Termodinamika yang merupakan pernyataan Hukum Kekekalan Energi, dan Hukum II Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.  Kereta api uap memanfaatkan prinsip termodinamika. Dalam membahas termodinamika kita akan mengacu pada sistem tertentu. Sistem adalah benda atau sekumpulan benda yang akan diteliti, sedangkan lingkungan adalah semua yang ada di sekitar benda. Sistem dibedakan menjadi beberapa macam. Sistem terbuka adalah sistem dimana antara sistem dan lingkungan memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan ener

Soal dan Pembahasan Besaran dan Satuan

Gambar
Jawablah soal-soal Besaran dan satuan berikut ini dengan baik dan benar! 1 Pada perlombaan lari cepat jarak pendek seorang pelari menempuh jarak 100 m. Berapa jarak lari 100 m jika dinyatakan dalam yard? Penyelesaian: 1 yd = 3 ft = 36 inci = 91,44 cm atau : 1 yd = 0,9144 m berarti: 1 m = 1/0,9144 yd = 1,094 yard sehingga: 100 m = 109,4 yard 2. Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini. a. Luas b. Kecepatan c. Volume Penyelesaian: a. Luas merupakan hasil kali panjang dan lebar, keduanya memiliki dimensi panjang [ L] luas = panjang × lebar = [ panjang] × [ lebar] = [ L] × [ L] = [ L] 2 b. Kecepatan merupakan hasil bagi jarak terhadap waktu. Dimensi jarak adalah [L], sedangkan waktu memiliki dimensi [ T ]. Jadi dimensi kecepatan adalah Kecepatan = jarak / waktu [kecepatan] = [L] /[T] = [ L][ T ] -1 c. Volume adalah hasil kali panjang, lebar, dan tinggi. Ketiganya memiliki dimensi panjang [ L], sehingga dimensi volume adalah: [volume] = [ panjang ] × [ lebar] × [tinggi] = [ L] ×

Soal dan Pembahasan Gerak Lurus - Fisika Dasar

Gambar
Jawablah Soal tentang Gerak Lurus berikut ini dengan baik dan benar! 1. Rena berjalan ke Timur sejauh 80 m, kemudian berbalik arah ke Barat menempuh jarak 50 m. Perjalanan tersebut memerlukan waktu 50 s. Berapakah kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata Rena dalam perjalanannya? Penyelesaian: Jarak total = AB + BC = 80 m + 50 m = 130 m Perpindahan = AB – BC = AB – BC = 80 m – 50 m = 30 m Kelajuan rata-rata = Kecepatan rata-rata = 2. Seekor kucing bergerak pada lintasan garis lurus dan dinyatakan dalam persamaan x = 2t 2 + 5t – 3 (x dalam meter dan t dalam sekon). Berapakah kecepatan sesaat kucing pada t = 2 s? Penyelesaian: Kecepatan sesaat ditentukan dengan mengambil Δ t sekecil mungkin pada t = 2 s, maka x 1 = x pada t = 2 s, x 1 = 2 (2) 2 + 5 (2) – 3 = 15 m Jika Δ t = 0,1 s, maka t 2 = 2,1 s x 2 = 2 (2,1) 2 + 5 (2,1) – 3 = 16,32 m Kecepatan rata-rata = Jika t 1 = 0,01 s, maka t 2 = 2,01 s x 2 = 2 (2,01) 2 + 5 (2,01) – 3 = 15,1302 m Kecepatan rata-rata = Jika Δ t = 0,001 s, m